Cara Staking Ethereum 2.0: Pilihan, Keuntungan, dan Risiko

Cara Staking Ethereum 2.0: Pilihan, Keuntungan, dan Risiko
Staking Ethereum 2.0


Ethereum 2.0 (ETH2) adalah proyek besar yang bertujuan untuk meningkatkan performa, keamanan, dan skalabilitas jaringan Ethereum. Salah satu perubahan terbesar yang akan terjadi adalah penggantian mekanisme konsensus dari Proof-of-Work (PoW) ke Proof-of-Stake (PoS). Dengan PoS, para pengguna dapat berpartisipasi dalam menjaga keamanan jaringan dengan menyetorkan sejumlah token Ethereum (ETH) mereka. Proses ini disebut staking.

Staking Ethereum 2.0 telah dimulai sejak Desember 2020, ketika Beacon Chain diluncurkan sebagai tahap pertama dari peningkatan jaringan. Beacon Chain bertanggung jawab untuk mengatur para validator yang melakukan staking dan memvalidasi blok baru. Pada saat ini, ada lebih dari 200 ribu validator yang telah menyetorkan lebih dari 6,6 juta ETH untuk staking.

Peningkatan jaringan Ethereum 2.0 diharapkan selesai pada tahun 2023, ketika semua komponen utama seperti sharding dan merger akan terintegrasi. Pada saat itu, Ethereum 2.0 akan menjadi jaringan blockchain terbesar dan tercanggih di dunia. Untuk menghindari kebingungan, tim pengembang Ethereum telah memutuskan untuk mengganti nama Eth2 menjadi “Lapisan Konsensus” atau “Consensus Layer”.

Apa Itu Staking Ethereum 2.0

Staking Ethereum 2.0 adalah proses di mana para pengguna dapat berkontribusi dalam menjaga keamanan dan operasionalitas jaringan Ethereum dengan menyetorkan sejumlah token ETH mereka ke kontrak pintar Beacon Chain. Dengan melakukan staking, para pengguna dapat menjadi validator yang bertugas untuk memvalidasi blok baru dan mencapai konsensus bersama.

Staking Ethereum 2.0 menawarkan beberapa keuntungan bagi para pengguna, seperti:

  • Mendapatkan imbalan dalam bentuk token ETH baru yang ditambang oleh validator.
  • Meningkatkan nilai token ETH mereka dengan mengurangi jumlah peredaran di pasar.
  • Mendukung perkembangan dan inovasi jaringan Ethereum.
    Staking Ethereum 2.0 juga merupakan solusi untuk mengatasi beberapa masalah yang dihadapi oleh jaringan Ethereum saat ini, seperti:
  • Biaya transaksi yang tinggi akibat keterbatasan kapasitas jaringan.
  • Konsumsi energi yang besar akibat proses penambangan yang membutuhkan perangkat keras khusus dan listrik yang banyak.
  • Risiko serangan 51% yang dapat mengancam keamanan dan integritas jaringan.
    Dengan beralih ke PoS, Ethereum 2.0 akan meningkatkan keamanan, kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas jaringannya secara signifikan.

Bagaimana Cara Kerja Staking Ethereum

Staking Ethereum 2.0 menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Stake (PoS), yang berbeda dari Proof-of-Work (PoW) yang digunakan oleh Ethereum saat ini. PoW mengandalkan pada kompetisi antara para penambang untuk menyelesaikan teka-teki matematika yang rumit dan mendapatkan hak untuk menambahkan blok baru ke rantai blok. PoS mengandalkan pada kerjasama antara para validator untuk mencapai konsensus bersama tentang blok baru yang valid.

Untuk menjadi validator, pengguna harus menyetorkan minimal 32 ETH ke kontrak pintar Beacon Chain. Setelah itu, mereka akan mendapatkan tugas untuk memvalidasi blok baru dan memberikan suara dalam proses konsensus. Validator harus tetap online dan terhubung dengan jaringan agar dapat menjalankan tugas mereka dengan baik.

Validator akan disusun menjadi komite secara acak oleh Beacon Chain setiap kali slot (6 detik) berlangsung. Setiap komite terdiri dari minimal 128 validator yang akan memberikan suara untuk blok baru yang diajukan oleh salah satu anggota komite tersebut. Blok baru akan dianggap valid jika mendapatkan persetujuan minimal 2/3 dari komite tersebut.

Beacon Chain juga bertanggung jawab untuk mengatur sharding, yaitu pembagian jaringan Ethereum menjadi 64 bagian yang disebut shard. Setiap shard akan memiliki rantai blok sendiri yang dapat memproses transaksi secara paralel dengan shard lainnya. Hal ini akan meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan secara keseluruhan.

Transaksi dalam Ethereum 2.0 akan memiliki finalitas, yaitu kepastian bahwa transaksi tersebut tidak akan bisa dibatalkan atau diubah. Finalitas akan dicapai setelah dua epoch (12 menit) berlalu sejak transaksi tersebut dimasukkan ke dalam blok. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan dan keamanan jaringan.

Berapa Penghasilan dari Staking Ethereum

Imbalan dari staking Ethereum 2.0 ditentukan oleh beberapa faktor, seperti:

  • Jumlah total ETH yang disetorkan oleh semua validator.
  • Jumlah validator yang aktif dan online.
  • Kinerja validator dalam menjalankan tugas mereka.
    Secara umum, semakin banyak ETH yang disetorkan, semakin rendah imbalannya. Hal ini bertujuan untuk mendorong partisipasi yang seimbang dan menghindari konsentrasi kekuasaan. Imbalan juga akan berkurang jika validator sering offline atau tidak melakukan tugas mereka dengan baik.

Imbalan dari staking Ethereum 2.0 dihitung dalam satuan APR (Annual Percentage Rate), yaitu persentase tahunan dari jumlah ETH yang disetorkan. Berdasarkan data terkini, APR untuk staking Ethereum 2.0 berkisar antara 5% hingga 10%.

Untuk menghitung penghasilan dari staking Ethereum 2.0, pengguna dapat menggunakan kalkulator yang tersedia di beberapa situs web, seperti:

  • [Ethereum Launchpad], situs resmi yang menyediakan informasi dan panduan tentang staking Ethereum 2.0.
  • [Staking Rewards], situs yang menyediakan data dan analisis tentang berbagai proyek staking di pasar blockchain.
  • [Beaconcha.in], situs yang menyediakan statistik dan visualisasi tentang aktivitas Beacon Chain dan validator.
     

Mengapa Memilih Staking ETH untuk Ethereum 2.0

Staking ETH untuk Ethereum 2.0 adalah pilihan yang menarik bagi para pengguna yang ingin mendapatkan imbalan dari jaringan Ethereum dan mendukung perkembangan proyeknya. Beberapa alasan untuk memilih staking ETH adalah:

APR yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, seperti deposito, obligasi, atau saham.
Potensi kenaikan harga token ETH di masa depan seiring dengan peningkatan permintaan dan penurunan penawaran.
Kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses konsensus dan menjaga keamanan jaringan Ethereum.
Kontribusi untuk menciptakan jaringan blockchain yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan skalabel.
Namun, staking ETH juga memiliki beberapa kendala dan keterbatasan, seperti:

Risiko fluktuasi nilai token ETH yang dapat mengurangi nilai aset atau imbalan.
Keterbatasan likuiditas aset yang disetorkan, yaitu tidak dapat ditarik atau ditransfer sampai peningkatan jaringan selesai.
Kemungkinan pemotongan dana utama jika validator melakukan kesalahan atau tindakan jahat.
Oleh karena itu, pengguna harus mempertimbangkan dengan baik sebelum memutuskan untuk melakukan staking ETH.

Cara Memulai Staking Ethereum

Ada dua cara utama untuk melakukan staking Ethereum 2.0, yaitu:

  • Staking melalui penyedia layanan kustodian, yaitu pihak ketiga yang menawarkan layanan staking bagi para pengguna dengan biaya tertentu. Keuntungan dari cara ini adalah kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan staking tanpa perlu mengurus perangkat keras atau perangkat lunak sendiri. Contoh penyedia layanan kustodian adalah Coinbase, Binance, Kraken, dan lainnya.
  • Staking melalui node validator sendiri, yaitu menjalankan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk menjadi validator. Keuntungan dari cara ini adalah memiliki kontrol penuh atas proses staking dan tidak perlu membayar biaya kepada pihak ketiga. Namun, cara ini juga membutuhkan keterampilan teknis dan tanggung jawab yang lebih tinggi.

Staking Melalui Penyedia Layanan Kustodian

Staking melalui penyedia layanan kustodian adalah cara yang paling mudah dan praktis untuk melakukan staking Ethereum 2.0. Pengguna hanya perlu memiliki akun di platform yang menyediakan layanan tersebut dan membeli token ETH yang cukup untuk staking. Setelah itu, pengguna dapat mengikuti instruksi yang diberikan oleh platform tersebut untuk memulai staking.

Salah satu platform yang populer dan terpercaya untuk staking Ethereum 2.0 adalah Coinbase, bursa kripto terbesar di Amerika Serikat. Coinbase menawarkan layanan staking ETH dengan imbalan sekitar 5% per tahun. Berikut adalah langkah-langkah untuk staking Ethereum 2.0 di Coinbase:

Membuat Akun Coinbase

Pengguna harus membuat akun Coinbase terlebih dahulu jika belum memiliki akun di platform tersebut. Pengguna dapat mengunjungi situs web Coinbase atau mengunduh aplikasi Coinbase di ponsel mereka. Pengguna harus mengisi data pribadi, alamat email, dan nomor telepon yang valid. Pengguna juga harus melakukan verifikasi identitas dengan mengunggah dokumen resmi seperti KTP, SIM, atau paspor.

Membeli Token Ethereum

Setelah membuat akun Coinbase, pengguna dapat membeli token ETH dengan menggunakan metode pembayaran yang tersedia, seperti kartu kredit, debit, atau transfer bank. Pengguna harus membeli minimal 0,01 ETH untuk dapat melakukan staking. Jumlah maksimal ETH yang dapat disetorkan untuk staking tidak dibatasi oleh Coinbase.

Bergabung dengan Daftar Tunggu Coinbase

Setelah membeli token ETH, pengguna harus bergabung dengan daftar tunggu Coinbase untuk staking Ethereum 2.0. Pengguna dapat mengakses halaman staking ETH di situs web atau aplikasi Coinbase dan mengklik tombol “Join Waitlist”. Pengguna akan menerima notifikasi ketika layanan staking ETH tersedia bagi mereka.

Proses Staking Melalui Coinbase

Setelah mendapatkan akses ke layanan staking ETH, pengguna dapat memulai proses staking dengan mengklik tombol “Start Staking”. Pengguna akan diminta untuk menyetujui syarat dan ketentuan yang berlaku, termasuk risiko dan keterbatasan yang terkait dengan staking ETH. Setelah itu, pengguna dapat memilih jumlah ETH yang ingin disetorkan untuk staking.

Pengguna akan menerima imbalan dari staking ETH setiap hari dalam bentuk token ETH baru. Imbalan tersebut akan ditambahkan ke saldo akun Coinbase pengguna secara otomatis. Pengguna dapat melihat perkembangan dan statistik staking ETH mereka di halaman staking ETH di situs web atau aplikasi Coinbase.

Staking Melalui Node Validator Sendiri

Staking melalui node validator sendiri adalah cara yang lebih kompleks dan menantang untuk melakukan staking Ethereum 2.0. Pengguna harus menyiapkan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan node validator sendiri. Pengguna juga harus bertanggung jawab untuk menjaga node validator mereka tetap online dan terhubung dengan jaringan.

Berikut adalah persiapan dan langkah-langkah untuk staking Ethereum 2.0 melalui node validator sendiri:

Persiapan Perangkat Keras dan Konektivitas

Pengguna harus memiliki perangkat keras yang memenuhi spesifikasi minimal berikut untuk menjalankan node validator:

CPU: Intel Core i5-760 atau AMD FX-8100 atau lebih baik
RAM: 4 GB atau lebih
SSD: 20 GB atau lebih
Koneksi internet: broadband dengan kecepatan minimal 1 Mbps
Pengguna juga harus memastikan bahwa perangkat keras mereka memiliki daya tahan yang baik dan tidak mudah rusak atau panas berlebih. Pengguna juga harus memastikan bahwa koneksi internet mereka stabil dan tidak sering terputus.

Persyaratan dan Langkah-Langkah untuk Memulai Staking

Pengguna harus memiliki minimal 32 ETH untuk dapat menjadi validator. Jika pengguna memiliki lebih dari 32 ETH, mereka dapat membuat lebih dari satu validator dengan menggunakan alamat yang berbeda. Pengguna harus mengirimkan ETH mereka ke kontrak pintar Beacon Chain dengan menggunakan Ethereum Launchpad, situs resmi yang menyediakan informasi dan panduan tentang staking Ethereum 2.0.

Pengguna harus mengunduh dan menginstal perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan node validator, yaitu:

Klien Ethereum 2.0, yaitu perangkat lunak yang menghubungkan node validator dengan jaringan Beacon Chain. Ada beberapa klien yang tersedia, seperti Lighthouse, Prysm, Teku, dan Nimbus. Pengguna dapat memilih klien yang sesuai dengan preferensi dan sistem operasi mereka.
Penyimpan kunci (key store), yaitu perangkat lunak yang menyimpan kunci privat dan publik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengontrol validator. Pengguna harus menjaga kunci privat mereka dengan aman dan tidak membagikannya kepada siapa pun. Jika kunci privat hilang atau dicuri, pengguna tidak akan bisa mengakses atau menarik dana utama mereka.
Penyedia waktu (time provider), yaitu perangkat lunak yang menyinkronkan waktu node validator dengan jaringan Beacon Chain. Pengguna dapat menggunakan penyedia waktu bawaan sistem operasi mereka atau menggunakan layanan NTP (Network Time Protocol) yang tersedia secara online.
Setelah menginstal perangkat lunak yang diperlukan, pengguna dapat menjalankan node validator mereka dengan mengikuti instruksi yang diberikan oleh klien Ethereum 2.0 yang dipilih. Pengguna harus memastikan bahwa node validator mereka tetap online dan terhubung dengan jaringan Beacon Chain agar dapat menerima tugas dan imbalan dari staking.

Potensi Risiko dalam Staking ETH

Staking ETH untuk Ethereum 2.0 memiliki beberapa potensi risiko yang harus dipertimbangkan oleh pengguna, seperti:

Ketidakpastian nilai Ethereum 2.0, yaitu kemungkinan bahwa harga token ETH akan turun atau naik secara drastis di masa depan akibat faktor-faktor eksternal atau internal. Hal ini dapat mempengaruhi nilai aset atau imbalan yang diperoleh dari staking.
Keterbatasan likuidasi aset, yaitu ketidakmampuan untuk menarik atau mentransfer dana utama yang disetorkan untuk staking sampai peningkatan jaringan selesai. Hal ini dapat menyulitkan pengguna untuk mengakses atau menggunakan dana utama mereka jika dibutuhkan.
Kemungkinan pemotongan dana utama, yaitu pengurangan jumlah dana utama yang disetorkan untuk staking akibat kesalahan atau tindakan jahat oleh validator. Hal ini dapat terjadi jika validator sering offline, tidak melakukan tugas dengan baik, atau mencoba menyerang jaringan.
Oleh karena itu, pengguna harus memahami dan menerima risiko-risiko tersebut sebelum melakukan staking ETH.

Kesimpulan

Ethereum 2.0 adalah proyek ambisius yang bertujuan untuk meningkatkan performa, keamanan, dan skalabilitas jaringan Ethereum. Salah satu cara untuk berpartisipasi dalam proyek ini adalah dengan melakukan staking ETH, yaitu proses di mana pengguna dapat menyetorkan token ETH mereka untuk menjadi validator yang memvalidasi blok baru dan mencapai konsensus bersama.

Staking ETH menawarkan beberapa keuntungan bagi pengguna, seperti mendapatkan imbalan dalam bentuk token ETH baru, meningkatkan nilai token ETH mereka, mendukung perkembangan dan inovasi jaringan Ethereum, dan menciptakan jaringan blockchain yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan skalabel.

Namun, staking ETH juga memiliki beberapa kendala dan keterbatasan, seperti risiko fluktuasi nilai token ETH, keterbatasan likuiditas aset, dan kemungkinan pemotongan dana utama.

Ada dua cara utama untuk melakukan staking ETH, yaitu melalui penyedia layanan kustodian atau melalui node validator sendiri. Masing-masing cara memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pengguna harus memilih cara yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada AriktelCoin hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading.

icon Berita Lainnya